Archive for June 2016
Pengertian, Fungsi dan Jenis Mesin Bubut
Taukah Anda Apa Itu Mesin Bubut ?
Mesin bubut merupakan salah satu mesin konvensional yang umumnya dijumpai di industri pemesinan. Pengertian mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Sedangkan proses pembentukan benda kerja dengan mesin bubut sendiri disebut dengan istilah membubut.
Lalu Apa Fungsi Dari Mesin Bubut ?
Mesin bubut berfungsi untuk memotong atau menghilangkan sebagian dari benda kerja dengan gerak berputar sehingga pada akhirnya menjadi benda atau produk yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Mesin bubut pertama dengan kontrol mekanik langsung terhadap alat potongnya adalah sebuah bubut potong ulir bertahun 1483. Mesin bubut ini membentuk aliran ulir pada kayu.
Jenis-jenis mesin bubut
Mesin bubut ada bermacam-macam tergantung kebutuhan penggunanya, misalnya mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut standar dan mesin bubut berat
A.
Mesin bubut ringan
Mesin bubut ringan mempunyai dimensi panjang tidak lebih
dari 1200 mm, sehingga dapat diangkat oleh satu orang. Mesin bubut ringan dapat
diletakkan diatas meja dan dapat dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Mesin
jenis ini biasanya digunakan untuk industri rumahan (home industri).
Gambar : Mesin Bubut Ringan Sumber : www.Google.com |
B.
Mesin bubut sedang
Mesin bubut sedang dapat digunakan untuk membuat benda kerja
diameter sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm. Dibandingkan
dengan mesin bubut ringan konstruksi mesin bubut sedang lebih cermat dan
dilengkapi dengan penggunaan perlengkapan yang khusus. Karena harganya
terjangkau dan pengoperasiannya mudah, mesin bubut sedang hanya digunakan pada
dunia pendidikan dan pusat pelatihan.
Gambar : Mesin Bubut Sedang
Sumber : www.Google.com
|
C.
Mesin bubut standar
Mesin bubut standar merupakan penyempurnaan dari
mesin bubut ringan dan mesin bubut sedang. Mesin bubut standar dilengkapi
dengan berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja bak
penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan darurat.
Berawal dari Bengkel Bubut, Asetnya Kini Rp2 Miliar
Langgeng Lujito, 41, mencoba berwirausaha sejak usia muda. Kegigihan dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Sebagai pengusaha bengkel bubut, dia kini memiliki ratusan pelanggan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kondisi ekonomi yang serba sulit membuat Langgeng Lujito bertekad mengubah nasib. Dia mulai merintis usaha dengan membuka toko oli pada 1989. Saat itu Langgeng Lujito masih duduk di kelas dua SMA PGRI Ngawi, Jawa Timur. Pada saat teman-temannya masih asyik bermain seusai pulang sekolah, Langgeng justru sibuk mengelola bisnis. Lambat laun usaha yang digelutinya berkembang. Namun, persaingan usaha oli di Ngawi saat itu sudah sangat ketat. Sambil terus menjalankan bisnis oli, dia berpikir untuk mengembangkan usaha lain.
Seusai lulus dari SMA PGRI Ngawi,
Langgeng bukannya melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, melainkan
malah serius menekuni usaha. Tekadnya sudah bulat. Dia ingin memiliki usaha
sendiri. Dia merasakan banyak pelajaran yang bisa dipetik dari menekuni usaha
mandiri. Langgeng mulai berpikir untuk menaikkan kelas usahanya. Pada
1993,berbekal tabungan dari usahanya,dia membuka usaha bengkel bubut di Jalan
Ahmad Yani, Kelurahan Beran, Kota Ngawi. Letak usaha bengkel itu sangat
strategis lantaran berada di jalan utama penghubung Ngawi-Solo.Kala itu dia
berpikir, usaha bengkel yang khusus melayani jasa bubut automotif belum ada di
Ngawi. Sebagai modal awal, dia membeli satu mesin bubut kecil, satu mesin kolter
untuk sepeda motor, dan peralatan las. Modal yang dikeluarkan sekira Rp20 juta.
Selain itu, dia juga merekrut teknisi yang mengerti tentang mesin mobil,sepeda
motor, sekaligus bisa mengoperasikan mesin bubut dan mesin kolter.
Pada saat itu, usaha bengkelnya masih
sederhana dan sangat terbatas. Langgeng mengaku awalnya tidak menguasai soal
bongkar pasang mesin sepeda motor atau mobil. Tapi, tekadnya saat itu sangat
kuat, ingin menekuni usaha sambil belajar. Seperti lazimnya membuka usaha baru,
tahap-tahap awal selalu menemui banyak kendala. Belum banyak yang mengenal
usahanya. Namun, Langgeng pantang menyerah. Dia lantas berpromosi dan berupaya
mengenalkan usaha bengkel bubut automotif ke sejumlah bengkel sepeda motor dan
mobil di Ngawi. Upayanya ternyata berhasil. Dalam hitungan enam bulan, banyak
pelanggan yang mulai berdatangan ke usaha bengkel bubut miliknya. Bukan hanya
dari Ngawi, melainkan juga dari Madiun, Bojonegoro, Cepu, Sragen, Nganjuk,
Kediri, dan beberapa daerah lain.
Dia juga terus menambah pekerjanya dari
semula hanya empat orang menjadi 24 orang. Selain tenaga teknisi, usaha bengkel
bubut milik Langgeng Lujito juga sering digunakan untuk latihan kerja bagi para
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), terutama jurusan perbengkelan. Pada tahun
2000 ke atas, usaha bengkel yang menyediakan jasa bubut automotif mulai merebak
di Ngawi. Langgeng Lujito terus berinovasi agar tetap bisa eksis di dunia usaha
jasa automotif. Setelah melalui perhitungan yang cermat, pada 2005, Langgeng
membuka toko suku cadang sepeda motor dan mobil. Dalam perjalanannya, usaha
bengkel bubut automotif yang kemudian dilengkapi usaha suku cadang semakin
berkibar. Kini dia setidaknya memiliki 400 pelanggan jaringan bengkel yang ada
di Jatim dan Jateng. Selain itu, dia juga memiliki pelanggan setia yang
tersebar di Ngawi dan Madiun. Dan Asetnya pun telah berkembang menjadi lebih
dari Rp2 miliar. Adapun omset per bulan rata-rata mencapai Rp50 juta.
Sumber : http://economy.okezone.com
Pemrograman Dasar Mesin CNC
I.
Pemrograman Mesin CNC
Pemrograman
adalah Suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap blok per blok untuk
memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa yang harus dikerjakan. Untuk menyusun
pemrograman pada mesin CNC diperlukan :
A.
Metode pemrograman
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada
dua, yaitu :
Metode
incremental adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu
berubah yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru untuk
ukuran berikutnya.
Gambar 1.1 Sekema metode Incremental |
Metode
Absolut adalah suatu metode pemrograman di mana titik /refleksinya selalu tetap
yaitu satu titik atau tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran berikutnya.
Gambar 1.2 Sekema metode Absolut |
B.
Bahasa Pemrograman
Bahasa
pemrograman adalah format perintah dalam satu blog dengan menggunakan kode
huruf angka dan simbol di dalam mesin perkakas CNC terdapat perangkat komputer
yang disebut dengan machine control unit (MCU). MCU ini berfungsi
menterjemahkan bahasa kode ke dalam bentuk gerakan pertumbuhan sesuai bentuk
benda kerja. Kode-kode bahasa dalam mesin perkakas CNC dikenal dengan kode G
dan M, dimana kode-kode tersebut distandarkan oleh ISO atau badan Internasional
lainnya. Dalam aplikasi kode huruf, angka dan simbol pada mesin perkakas CNC
bermacam-macam dengan sistem kontrol EMCO, kode-kode dimasukkan ke dalam
standar DIN. Dengan bahasa kode ini dapat berfungsi sebagai media komunikasi
antar mesin dan operator yaitu untuk memberikan operasi data ke pada mesin
untuk dipahami. untuk memasukkan data program ke dalam memori mesin dapat
dilakukan dengan keyboard atau perangkat lain.
C.
Sistem persumbuan pada Mesin Bubut CNC-TU2A.
Gambar 1.3 |
Sebelum
mempelajari sistem persumbuan program lebih dahulu harus memahami bentuk sistem
persumbuan Mesin Bubut CNC-TU2A.
Gambar
di samping adalah skema eretan tan melintang dan eretan memanjang, di mana
mesin dapat di perintah bergerak sesuai program.
Pada
umumnya gerakan melintang mesin bubut adalah sumbu X sedangkan gerakan memanjang
mesin bubut ada sumbu Z.
D.
Aplikasi fungsi G, fungsi M, kode alarm sertai cara penggunaannya
FUNGSI
G
G 00 :
|
Gerak lurus cepat (tidak boleh
menyayat)
|
G 01 :
|
Gerak lurus penyayatan
|
G 02 :
|
Gerak lurus searah jarum jam
|
G 03 :
|
Gerak melengkung berlawanan arah jarum
jam
|
G 04 :
|
Gerak penyayatan (feed) berhenti
sesaat
|
G 21:
|
Baris blok sisipan yang dibuat dengan
menekan tombol ~ dan INP
|
G 25:
|
Memanggil program sub routine
|
G 27 :
|
Perintah meloncat ke nomor blok yang
dituju
|
G 33 :
|
Pembuatan ulir tunggal
|
G 64 :
|
Mematikan arus step motor
|
G 65 :
|
Operasi disket (menyimpan atau
memanggil program)
|
G 73 :
|
Siklus pengeboran dengan pemutusan
tatal
|
G 78 :
|
Siklus pembuatan ulir
|
G 81 :
|
Siklus pengukuran langsung
|
G 82 :
|
Siklus pengeboran dengan berhenti
sesaat
|
G 83 :
|
Siklus pengeboran dengan penarikan
total
|
G 84 :
|
Siklus pembubutan memanjang
|
G 85 :
|
Siklus parameter
|
G 86 :
|
Siklus pembubutan alur
|
G 88 :
|
Siklus pembubutan melintang
|
G 89 :
|
Siklus parameter dengan waktu dialm
sesaat
|
G 90 :
|
Program absolut
|
G 91 :
|
Program incremental
|
G 92 :
|
Penetapan posisi pahat secara absolut
|
FUNGSI
M
M 00 :
|
Program berhenti
|
M 03 :
|
Spindle/sumbu utama berputar searah
jarum jam
|
M 05 :
|
Putaran spindle berhenti
|
M 06 :
|
Perintah penggantian alat potong
|
M 17 :
|
Perintah kembali ke program utama
|
M 30 :
|
Program berakhir
|
M 99 :
|
Penentuan parameter I dan K
|
KODE
ALARM
A 00 :
|
Kesalahan perintah pada fungsi G atau
M
|
A 01 :
|
Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan
G03
|
A 02 :
|
Kesalahan pada nilai X
|
A 03 :
|
Kesalahan pada nilai Y
|
A 04 :
|
Kesalahan pada nilai Z
|
A 05 :
|
Kurang perintah M30
|
A 06 :
|
Putaran spindle terlalu cepat
|
A 09 :
|
Program tidak ditemukan pada disket
|
A 10 :
|
Disket di protect
|
A 11 :
|
Kesalahan pada pemuatan disket
|
A 12 :
|
Kesalah pengecekan
|
A 13 :
|
Kesalah pada satuan mm atau inch dalam
pembuatan
|
A 14 :
|
Kesalah satuannya
|
A 15 :
|
Kesalahan pada nilai H
|
A 17 :
|
Kasalahan pada sub program
|
CARA
PENGGUNAAN
Berikut contoh pembuatan pemrograman
dengan metode absolut dan incremental :
1. Pembuatan Program Incremental
Pemrograman
secara incremental adalah pemrograman dengan perhitungan yang didasarkan pada
posisi nol berada, artinya gerakan tool berikutnya di dasarkan pada posisi tool
sebelumnya.
Berikut adalah
contoh pemrogramannya :
Gambar 1.4 contoh benda kerja |
Susunan program untuk finishing :
N
|
G
|
X
|
Z
|
F
|
|
00
|
M03
|
||||
01
|
00
|
-850
|
0
|
35
|
Dari S ke A
|
02
|
01
|
0
|
-600
|
35
|
Dari A ke B
|
03
|
01
|
350
|
-1200
|
35
|
Dari B ke C
|
04
|
01
|
300
|
0
|
35
|
Dari C ke D
|
05
|
01
|
0
|
-1000
|
35
|
Dari D ke E
|
06
|
01
|
200
|
0
|
35
|
Dari E ke F
|
07
|
00
|
0
|
2800
|
Dari F ke S
|
|
08
|
M05
|
||||
09
|
M30
|
Keterangan untuk program di atas :
N 00 : Mesin diperintahkan
memutar spindle chuck searah jarum jam (M03).
N 01 : Pahat diperintahkan
maju lurus tidak menyayat(G00,X–850,Z0)dari S ke A
N 02 : Pahat diperintahkan menyayat
lurus memanjang (G01, X0, Z–600,F 35) dari A ke B.
N 03 : Pahat
diperintahkan menyayat tirus (G01, X350,Z–1200, F 35)
dari B ke C.
N 04 : Pahat diperintahkan menyayat
mundur lurus (G01, X300, Z0, F 35) dari C ke D.
N 05 : Pahat diperintahkan menyayat
lurus memanjang (G01, X0, Z1000, F35) dari D ke E.
N 06 : Pahat diperintahkan
menyayat mundur lurus (G01,X200, Z0, F35) dari E ke F.
N 07 : Pahat diperintahkan gerak cepat
tidak menyayat (G00, X0, Z2800) dari F kembali ke S.
N 08 : Mesin diperintahkan untuk menghentikan putaran
spindle utama (M05).
N 09 : Mesin diperintahkan selesai (M30)
2. Pembuatan program absolut
Penyusunan
program absolut sistem penghitungannya didasarkan pada satu titik referensi
Nilai x adalah diameter benda kerja sedangkan nilai z adalah jarak dari titik
referensi ke arah memanjang.
berikut adalah contoh pemrogramannya :
Gambar 1.5 contoh benda kerja |
Susunan program proses finishing :
N
|
G
|
X
|
Z
|
F
|
|
00
|
92
|
2500
|
0
|
||
01
|
M03
|
||||
02
|
00
|
800
|
0
|
35
|
Dari S ke A
|
03
|
01
|
800
|
-600
|
35
|
Dari A ke B
|
04
|
01
|
1500
|
-1800
|
35
|
Dari B ke C
|
05
|
01
|
2100
|
-1800
|
35
|
Dari C ke D
|
06
|
01
|
2100
|
-2800
|
35
|
Dari D ke E
|
07
|
01
|
2500
|
-2800
|
Dari E ke F
|
|
08
|
00
|
2500
|
0
|
Dari F ke S
|
|
09
|
M05
|
||||
10
|
M30
|
Keterangan dari program di atas :
N 00 : Informasi
disampaikan pada mesin bahwa posisi pahat pada diameter 25 mm dan
tepat diujung benda (G92, X2500, Z0).
N 01 : Mesin
diperintahkan memutar spindle chuck searah jarum jam (M03).
N 02 : Pahat diperintahkan maju lurus
tidak menyayat(G00, X800, Z0)dari S ke A
N 03 : Pahat diperintahkan menyayat
lurus memanjang (G01, X800, Z–600, F 35) dari A ke B.
N 04 : Pahat diperintahkan menyayat
tirus (G01, X1500, Z–1800, F35)dari B ke C
N 05 : Pahat diperintahkan menyayat
mundur lurus (G01, X2100, Z–2800, F 35) dari C ke D.
N 06 : Pahat diperintahkan menyayat
lurus memanjang (G01, X2100, Z–1800, F35) dari D ke E.
N 07 : Pahat diperintahkan menyayat
mundur lurus (G01, X2500, Z–2800, F35) dari E ke F.
N 08 : Pahat diperintahkan gerak
cepat tidak menyayat (G00, X2500, Z0) dari F kembali
ke S.
N 09 : Mesin diperintahkan untuk
menghentikan putaran spindle utama (M05).
N 10 : Mesin diperintahkan
selesai (M30).
II.
Prinsip kerja Mesin Bubut CNC-TU2A
Mesin
Bubut CNC-TU2A mempunyai prinsip gerakan dasar sepertihalnya Mesin Bubut
konvensional yaitu gearka kearah melintang dan horizontal dengan system
koordinat sumbu X dan Z. prinsip kerja mesin bubut CNC-TU2A juga sama dengan
mesin bubut konvensional yaitu benda kerja yang di pasang bergerak sedangkan alat potongnya diam dan sudah di
control oleh computer.
Jadi
secara sederhana programer membuat program CNC sesuai produk yang akan dibuat
dengan cara pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dibuat pada komputer
dengan software pemrogaman CNC.
Program
CNC tersebut, lebih dikenal sebagai G-Code, lalu dikirim dan dieksekusi oleh
prosesor pada mesin CNC dan menghasilkan pengaturan motor pada mesin untuk
menggerakan perkakas yang bergerak untuk melakukan proses permesinan hingga
menghasilkan produk sesuai program.
NT : Demikinan untuk postingan saya yang pertama kali ini. Terimakasih dan sampai jumpa lagi.