Posted by : Unknown
June 20, 2016
Langgeng Lujito, 41, mencoba berwirausaha sejak usia muda. Kegigihan dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Sebagai pengusaha bengkel bubut, dia kini memiliki ratusan pelanggan di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kondisi ekonomi yang serba sulit membuat Langgeng Lujito bertekad mengubah nasib. Dia mulai merintis usaha dengan membuka toko oli pada 1989. Saat itu Langgeng Lujito masih duduk di kelas dua SMA PGRI Ngawi, Jawa Timur. Pada saat teman-temannya masih asyik bermain seusai pulang sekolah, Langgeng justru sibuk mengelola bisnis. Lambat laun usaha yang digelutinya berkembang. Namun, persaingan usaha oli di Ngawi saat itu sudah sangat ketat. Sambil terus menjalankan bisnis oli, dia berpikir untuk mengembangkan usaha lain.
Seusai lulus dari SMA PGRI Ngawi,
Langgeng bukannya melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, melainkan
malah serius menekuni usaha. Tekadnya sudah bulat. Dia ingin memiliki usaha
sendiri. Dia merasakan banyak pelajaran yang bisa dipetik dari menekuni usaha
mandiri. Langgeng mulai berpikir untuk menaikkan kelas usahanya. Pada
1993,berbekal tabungan dari usahanya,dia membuka usaha bengkel bubut di Jalan
Ahmad Yani, Kelurahan Beran, Kota Ngawi. Letak usaha bengkel itu sangat
strategis lantaran berada di jalan utama penghubung Ngawi-Solo.Kala itu dia
berpikir, usaha bengkel yang khusus melayani jasa bubut automotif belum ada di
Ngawi. Sebagai modal awal, dia membeli satu mesin bubut kecil, satu mesin kolter
untuk sepeda motor, dan peralatan las. Modal yang dikeluarkan sekira Rp20 juta.
Selain itu, dia juga merekrut teknisi yang mengerti tentang mesin mobil,sepeda
motor, sekaligus bisa mengoperasikan mesin bubut dan mesin kolter.
Pada saat itu, usaha bengkelnya masih
sederhana dan sangat terbatas. Langgeng mengaku awalnya tidak menguasai soal
bongkar pasang mesin sepeda motor atau mobil. Tapi, tekadnya saat itu sangat
kuat, ingin menekuni usaha sambil belajar. Seperti lazimnya membuka usaha baru,
tahap-tahap awal selalu menemui banyak kendala. Belum banyak yang mengenal
usahanya. Namun, Langgeng pantang menyerah. Dia lantas berpromosi dan berupaya
mengenalkan usaha bengkel bubut automotif ke sejumlah bengkel sepeda motor dan
mobil di Ngawi. Upayanya ternyata berhasil. Dalam hitungan enam bulan, banyak
pelanggan yang mulai berdatangan ke usaha bengkel bubut miliknya. Bukan hanya
dari Ngawi, melainkan juga dari Madiun, Bojonegoro, Cepu, Sragen, Nganjuk,
Kediri, dan beberapa daerah lain.
Dia juga terus menambah pekerjanya dari
semula hanya empat orang menjadi 24 orang. Selain tenaga teknisi, usaha bengkel
bubut milik Langgeng Lujito juga sering digunakan untuk latihan kerja bagi para
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), terutama jurusan perbengkelan. Pada tahun
2000 ke atas, usaha bengkel yang menyediakan jasa bubut automotif mulai merebak
di Ngawi. Langgeng Lujito terus berinovasi agar tetap bisa eksis di dunia usaha
jasa automotif. Setelah melalui perhitungan yang cermat, pada 2005, Langgeng
membuka toko suku cadang sepeda motor dan mobil. Dalam perjalanannya, usaha
bengkel bubut automotif yang kemudian dilengkapi usaha suku cadang semakin
berkibar. Kini dia setidaknya memiliki 400 pelanggan jaringan bengkel yang ada
di Jatim dan Jateng. Selain itu, dia juga memiliki pelanggan setia yang
tersebar di Ngawi dan Madiun. Dan Asetnya pun telah berkembang menjadi lebih
dari Rp2 miliar. Adapun omset per bulan rata-rata mencapai Rp50 juta.
Sumber : http://economy.okezone.com